Dalam kitab al-Mawahib diriwayatkan bahwa di antara pujian Sayyiduna Hassan bin Tsabit ra. terhadap Rasulullah saw. adalah:
وضم الإله إسم النبي إلى إسمه
Tuhan telah menyatukan nama-Nya dengan nama nabi,
Di tiap lima waktu, Mu'azzin berkata aku bersaksi…
Beliau juga pernah berkata:
وأحسن منك لم تر قط عيني...وأجمل منك لم تلد النساء
خـُلِقـْتَ مُـبَرَّءاً مِن كل عـيـْب...كـأنـك خـُلِـقـْتَ كَـمَا تشاء
Sebaik dirimu belum pernah terlihat oleh mataku,,
Dan belum ada wanita yang melahirkan seindah dirimu…
Engkau tercipta bebas dari cacat dan kekurangan,
Seakan engkau tercipta seperti yang kau inginkan...
Contoh Pujian Terhadap Para Wali:
Sayyid M.Amin al-Kutbi al-Hasani guru di Madrasah al-Falah dan dosen di Kuliyah I’dad al-Mu’allimin
Syekh Yasin al-Fadani sebagai pimpinan madrasah Darul-Ulum Makkah mendapatkan pujian dari para ulama. Selengkapnya Kelik Di Sini>>>
Penulis juga pernah tercengang ketika Mawlanassyekh Mukhtar Ali M.Addusuqi ra. dipuja-puji oleh DR. Ahmad Umar Hasyim: Mantan rektor al-Azhar dan anggota DPR Mesir. DR. M. Fu’ad Syakir: Dosen Universitas Ain Syams. Syekh Husen Khidhr: Wakil pertama Wizarah Awqaf. Syekh Hasan Assyennawi: Ketua Majlis Sufi Tertinggi Mesir dan salah seorang ulama’ Azhar serta Syekh Tarekat Syennawiyah. Syekh Ahmad Kamil Yasin: Syekh Tarekat Rifa’iyyah. Syekh M. Aladin Madhi Abul-Azaim: Syekh Tarekat Azmiyyah. DR. M.Ishamuddin M.Zaki Ibrahim: Syekh Tarekat Muhammadiyyah Syaziliyyah. silahkan kelik di sini, atau kelik di sini atau kelik Di Sini>>>
Hukum Pujian Menurut Kaum Wahabi:
لاتطروني كما أطرت النصارى عيسى إبن مريم وإنما أنا عبده فقولوا عبد الله ورسوله
Menurut pemahaman sempit mereka, hadits ini artinya: "jangan engkau berlebihan memujiku sebagaimana para ummat keristen berlebihan memuji Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Pujilah aku hanya dengan mengatakan: hamba Allah dan utusan-Nya."
Padahal menurut pemahaman yang benar, hadits itu maksudnya: "janganlah berlebihan memuji Rasulullah saw dengan mengatakan: (beliau adalah Tuhan atau anak Tuhan, atau orang yang ketiga dari tiga kesatuan) karena perkataan yang demikian itu adalah perkataan orang-orang keristen terhadap Sayyiduna Isa as. Karena setinggi apapun derajat Rasulullah saw, sesungguhnya beliau hanyalah seorang hamba Allah swt dan utusan-Nya.
Dalil lainnya yang dipakai oleh pengikut aliran keras untuk mengkafirkan para sufi karena memuji Rasulullah adalah hadits yang ditakhrij oleh Muslim dan Abu Daud yang bunyinya:
إذا رأيتم المداحين فأحثوا في وجوههم التراب
Yang artinya kira-kira: "jika kalian melihat orang-orang yang suka memuji, maka tumpahkanlah secedok tanah ke muka mereka."
Menurut pemahaman yang benar, yang dimaksud dengan المداحين dalam hadits tersebut adalah orang-orang yang suka memuji para pembuat kezaliman dan para bangsawan demi mendapatkan jabatan atau upah dari mereka. Kalau memuji orang yang berhak untuk dipuji, dengan tujuan Targib, tidaklah tercela. Buktinya ketika Rasulullah saw dipuji-puji oleh Sayyiduna Hassan bin Tsabit ra. Rasulullah saw tidak melemparkan tanah ke wajah beliau!.
Dalil Dibolehkannya Memuji Rasulullah saw.:
Berikut ini beberapa dalil dibolehkannya memuji Rasulullah:
Pertama: Dalam
Maka tidak dianggap berlebihan orang yang memuji-muji Rasulullah, karena semua sifat terpuji yang dinisbatkan kepada Rasulullah saw masuk dalam sifat خلق عظيم "budi pekerti yang agung".
Dan tidak diterima tuduhan para wahabi yang menganggap bahwa para sufi memuji Rasulullah saw melebihi kadar beliau…karena tidak ada yang mengetahui kadar beliau kecuali Allah swt. dan Syekh Mukhtar Ali M.Addusuqi ra. menganggap bahwa semua manusia akan menjadi mulia jika dinisbatkan kepadanya suatu sifat yang terpuji, kecuali Rasulullah saw. segala sifat yang terpuji menjadi beruntung dan mulia jika dinisbatkan kepada beliau.
Syekh Ibnu al-Faridh ra berkata:
أرى كلَّ مدحٍ في النبي مُقَصِّرا...وإن بالغَ المُـثـْـنِي عليه وأكثرا
إذا الله أثـْنَى بالـــذي هُو أهـلـه...عليهِ فَمَا مِقدَارُ مَا تَمْدَحُ الوَرَى
Yang maksudnya kira-kira:
"aku melihat pujian terhadap Rasulullah saw tidak ada yang sempurna…
Walaupun pujian mereka dianggap sangat terlampau…
Jika Allah swt memuji beliau dengan pujian yang layak baginya…
maka tidak ada apa-apanya pujian selain Allah swt kepada beliau…"
Kedua: dalam
Ketiga: Dalam kitab Asad al-Gabah, kitab Alla'ali'ul-Masnu'ah oleh Assayuthi dan kitab al-Bidayah Wannihayah oleh Ibnu Katsir diriwayatkan bahwa Sayyiduna al-Abbas ra sebagai paman Rasulullah saw pernah memuji Rasulullah saw dalam bentuk kasidah. Ketika itu beliau meminta izin untuk memuji Rasulullah saw, kemudian Rasulullah saw menjawab: "katakanlah, semoga Allah tidak mencelakai mulutmu." Kemudian Sayyiduna al-Abbas ra memuji beliau menggunakan kasidah yang antara lain berbunyi:
وأنت لما ولدت أشرقت الأر.....ض وضاءت بنورك الأفـــق
فنحن في ذلك الضياء وفي.......النور وسبل الرشاد نحترق
Keempat: al-Khathib, Abu Na'im, Addailami dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari al-Bukhari bahwasanya Sayyidah A'isyah ra. berkata: pernah suatu hari aku sedang menjahit, sementara Rasulullah saw sedang يخصف نعله menambal sandal, sementara itu air keringat beliau mencucurkan cahaya, kemuadian aku بهت diam tercengang, Rasulullah saw bertanya مالك بهت Mengapa engkau tercengang? Aku menjawab, "dahimu berkeringat, dan keringatnya mencucurkan cahaya. Seandainya Abu Kabir al-Hazli melihatmu dalam keadaan demikian, ia akan berkata:
وإذا نظرت إلى أسرة وجهه...برقت بروق العارض المتهلل
Mendengar ucapan Sayyidah A'isyah ra. Rasulullah saw melepas apa yang ada di tangannya lalu mencium di antara kedua mataku dan bersabda: "semoga Allah memberimu balasan yang mulia, saya tidak pernah senang seperti senangnya aku mendengar ucapanmu."
Dalil Dibolehkannya Memuji Para Wali:
Berikut ini beberapa dalil dibolehkannya memuji para Wali:
Pertama: Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Sayyiduna Abu Dzar ra. beliau berkata:
قيل يارسول الله أرأيت الرجل يعمل العمل من الخير فيحمده الناس عليه؟ قال ذلك عاجل بشرى المؤمن
ada yang bertanya kepada Rasulullah, "bagaimana menurutmu tentang seseorang yang berbuat baik, kemudian dipuji orang atas perbuatan baiknya?" Rasulullah saw bersabda: "itu adalah kabar gembira yang…..seorang mu'min"
Kedua: Bukhari mentakhrij sebuah hadits dari Sayyiduna Ibnu Abbas ra. bercerita bahwa Rasulullah saw sebelum wafat, beliau duduk di atas mimbar dan memuji Sayyiduna Abu Bakr ra. kemudian Sayyiduna Hassan di hadapan Rasulullah saw memuji Sayyiduna Abu Bakr ra dengan syiir karangannya, yang di antaranya berbunyi:
إذا تذكرت شجواً من أخي ثقة...فـاذكـر أخـاك أبـابـكرٍبـمـا فعلا
التالي الثاني المحمود شـيـمـته...وأول الناس طُرًّا صدق الرسلا
Kemudian Rasulullah saw. Berkata صدقت ياحسان sungguh benar apa yang engkau ucapkan wahai Hassan…
Ketiga: dalam hadits yang diriwayatkan oleh Assya'bi, dijelaskan bahwa Sayyiduna Ka'b bin Zuhair bin Abi Salamah ra. pernah memuji Rasulullah saw dalam bentuk syiir, di antaranya berbunyi:
فقد أتيت رسول الله معتذرا...والعفو عند رسول الله مقبول
Kemudian Rasulullah saw meminta kepada beliau untuk memuji kaum Anshar. Maka beliau melantunkan syiir, di antaranya berbunyi sebagai berikut:
من سره كرم الحياة فلايزل...في مقنب من صالحي الأنصار
Wallahu Ta'ala A'lamu Bisshawab...
_______________________
baca juga di blog kami tentang:
Tashawwuf Menurut Beberapa Ulama yang Masyhur
Kata-kata Radhiyallahu Anhu (ra) Untuk Siapa?
Pernah Ngeliat Onta Ngelahirin Gak?