Saturday, March 1, 2008

* Sifat Rambut Rasulullah saw

Selama penulis menuntut ilmu di Negeri Sudan, seringkali penulis ditegur dan diperingati oleh beberapa mahasiswa baik yang dari Indonesia maupun dari Negara-negara lainnya, agar penulis mencukur rambut yang menurut mereka menyerupai wanita karena panjangnya hampir mencapai pundak.

Tidak diragukan lagi bahwa sudah banyak yang mengetahui Sunnah Rasulullah saw seperti memelihara jenggot, makan menggunakan tiga jari, menjaga kebersihan gigi menggunakan siwak, memakai jubah/celana yang batasnya adalah betis (antara lutut dan mata kaki) dan lain-lain… tetapi masih saja, lebih banyak orang yang tidak mengetahui hadits-hadits tentang rambut beliau, yang mana, hal demikian membuat mereka mudah mengejek, meremehkan dan bersu'uzzon terhadap lelaki yang berambut panjang.

Perlu diketahui bahwa penulis sudah berani memanjangkan rambut sampai antara telinga dan pundak, sejak masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyyah Mu'allimin NW Pancor. Sejak penulis melihat foto Syekh M.Zainuddin Abdul-Majid (pendiri organisasi Nahdlatul Wathan) yang memakai topi putih dan berambut panjang mencapai pundak, yang mana foto beliau diambil di masa akhir hayat. Dan kini penulis mencoba untuk mengumpulkan beberapa hadits yang menjelaskan sifat rambut Rasulullah saw. di antaranya sebagai berikut:

Pertama: dalam shahih Bukhari dan Muslim, Sayyiduna Anas bin Malik ra menceritakan tentang sifat jasmani Rasulullah saw. Bahwa beliau bersifat ربعة sedang tingginya, tidak panjang dan tidak pula pendek, tidak أمهق terlalu putih dan tidak آدم terlalu hitam. Rambut beliau tidak جعد sangat keriting dan tidak pula سبط sangat lurus. رجل berombak-ombak (antara lurus dan keriting)

Kedua: dalam shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Sayyiduna al-Barra' bin 'Azib ra bahwa panjang rambutnya Rasulullah saw mencapai شحمة أذنه cuping telinga (tampat anting-anting).

Ketiga: Dalam shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Sayyiduna Qatadah ra pernah bertanya kepada Sayyiduna Anas bin Malik ra mengenai sifat rambut Rasulullah saw. Maka dijawabnya dengan mengatakan بين أذنيه وعاتقه batas panjang rambutnya adalah antara telinga dengan bahu. Dan dalam riwayat lain: كان يضرب شعره منكبيه rambut beliau menyentuh kedua pundak.

Keempat: Dalam sahih Bukhari diriwayatkan bahwa Sayyiduna Utsman bin Abdullah bin Mauhib ra berkata: "aku pernah menemui Ummu Salamah. Kemudian Ummu Salamah memperlihatkan kepada kami rambut Rasulullah saw مخضوبا yang telah dikasi cat warna." Dalam riwayat Ahmad ditambahkan: "dicat dengan حناء daun pacar (inai) dan كتم nama tumbuhan yang jika dicampur dengan daun pacar, akan membuat warna rambut menjadi antara hitam dan merah.

Kelima: Imam Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim menyimpulkan dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sayyiduna Ibnu Abbas ra. bahwasanya السدل membiarkan rambut menutupi dahi dan الفرق membagi rambut ke arah kiri dan kanan dari tengah, sama-sama dibolehkan, akan tetapi الفرق lebih baik.

Keenam: Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Sayyiduna Ibnu Umar ra ia berkata: aku pernah melihat Rasulullah saw يهل bertalbiyah dengan suara keras, sementara itu rambut beliau dalam keadaan ملبِّدا kempal menggunakan semacam lem/getah (hair spray untuk mengumpulkan rambut), agar tidak bertebaran ditiup angin dan tidak mudah dikotori debu.

Ketujuh: Attirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits dari Ummu Hani' ia berkata: "Rasulullah saw pernah musafir/mengadakan perjalanan menuju kota Makkah, sementara itu beliau membagi rambutnya menjadi empat غديرة yaitu jalinan/pintalan rambut (seperti jalinan/pintalan rambut perempuan)." Dan tentu rambut tidak mudah untuk dipintal kecuali kalau sudah panjang.!

Kedelapan: Imam Nawawi mengatakan: "Rasulullah saw tidak pernah gundul kecuali pada عام الحديبة kemudian pada عام عمرة القضاء kemudian عام حجة الوداع

Kesembilan: Ahmad dan Atturmudzi meriwayatkan sebuah hadits yang dianggapnya Hasan Shahih, dari Sayyiduna Ali bin Abi Thalib ra. beliau berkata: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم كثير شعر الرأس راجله Yang artinya kira-kira, "Rambut Rasulullah saw itu banyak (lebat) dan panjang."

Kesepuluh: Imam Sayuthi dalam kitab Zahr al-Khama'il menukil ucapan al-Iraqi bahwa bentuk rambut Rasulullah saw ada tiga macam: yang pertama adalah الوفرة yang berarti mencapai cuping telinga, yang kedua adalah اللمة yaitu melebihi kuping dan yang ketiga adalah الجمة yaitu mencapai kedua pundak.

Sebagai akhir kata, penulis ingin mengingatkan bahwa seindah apapun rambut atau janggut kita, tidak akan pernah menyamai keindahan rambut dan janggutnya Rasulullah saw… Maka janganlah kita saling meremehkan lantaran hal panjang atau pendeknya rambut, karena hal demikian bukanlah suatu ukuran ridho atau murkanya Allah swt. Sesungguhnya Ia tidak memperhatikan bentuk dan tampang zahir kita, yang Ia perhatikan adalah hati dan amalan kita… semoga ada manfaatnya, Wallahu A'lamu Bisshawab…
____________________________
Baca di blog sederhana kami tentang:
Menyembunyikan Ilmu Tak Selamanya Tercela
Foto-foto Langka Musim Haji
Sekilas Tentang Sayyidi Abul-Hasan Assyazili